Tahun 1997 bagi Bapak H. Acep Badruddin, BA (saudagar sukses di Jakarta) merupakan tahun pencerahan bathin, sebab disamping sukses dalam menjalani kehidupan di Jakarta yang penuh tantangan itu, juga terinspirasi dengan kesuksesannya mengelola Yayasan Budi Mulya di Jakarta yang bergerak dibidang pendidikan formal dan informal (RA, TKA, TPA, TPA, MDA). Kesuksesan beliau dalam dunia bisnis dan pergaulan di tengah masyarakat itu, membuat beliau berfikir tentang tanah wakaf mertuanya H. Mahfud yang berlokasi di Rawabango Karangtengah Cianjur. Mau diapakan tanah wakaf tersebut?
Setelah lama merenung, Pak H. Acep Badruddin yang beristrikan (Almh) Hj. Mimin Rukmini itu, kemudian memutuskan (ber’azam) untuk mendirikan Pondok Pesantren. Salah satu pertimbangannya adalah karena beliau memiliki anggota keluarga (menantu) yang mahir dibidang pendidikan pesantren, bernama KH. Kamali Abd.Ghani yang menikah dengan putrinya yang ketiga Dra.Hj.Ety Muflihah.
Maksud dan ‘azam Pak H.Acep Badruddin itu, kemudian diutarakan kepada mantunya tersebut (KH. Kamali) dengan penuh keseriusan dan terkesan berhati-hati (khawatir mantunya kurang berkenan, sebab kondisi dan posisinya di Jakarta saat sedang populer karena ilmu dan ketawadluannya). Apa yang terjadi?
Dengan kegalauan rasa dan kebimbangan hati, diiringi dengan perasaan haru bercampur bahagia, apa yang diutarakan H. Acep Badruddin (mertua) kepada mantunya (KH.Kamali), akhirnya DISAMBUT dengan KEIKHLASAN dan KETEGUHAN HATI. Bermodalkan keikhlasan, keteguhan dan pasrah (tawakal) itulah, KH.Kamali Abd.Ghani beserta istri dan dua anaknya (saat itu Anisa Amalia dan Hasbi Rozaq) berangkat ke Cianjur, tepatnya lokasi tanah dimana akan dibangun pesantren.
Juli 1997 atas dorongan dari beberapa orangtua siswa yang ingin menyekolahkan putra putrinya di pesantren diiringi semangat ingin mewujudkan impian (membina pesantren), maka dengan bermodalkan empat lokal kelas, enam siswa/santri (Siti Usbah, Hikmah Handayani, Faisal Karnaen, Nana Supriatna, Neneng Sri Maryati dan Irma Laila) dan tiga orang Ustadz alumni Pondok Pesantren Darurrahman Jakarta (Teguh Santoso, Hendri Irawan dan Adib Sulistio), resmiah kegiatan pesantren dimulai dengan segala kesederhanaan dan kesahajaan.
Pondok pesantren yang awal berdirinya bermodalkan 11.000 meter itu diberi nama AL-ITTIHAD sebagai wujud kebersamaan, persaudaraan dan persatuan keluarga yang telah menyetujui tanah miliknya disekeliling pesantren sebagai warisan orangtuanya diwakafkan untuk pengembangan dan pembangunan pesantren.
Pesantren Al-Ittihad didirikan dengan membawa misi suci yakni mengembangkan ilmu pengetahuan, keagamaan (diniyah) yang berorientasi kepada penguasaan kitab salaf (kitabkuning) sebagai ciri pokok pesantren, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Dengan misi seperti itulah kemudian pesantren ini mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Perkembangan pesantren Al-Ittihad lebih nampak lagi setelah hadirnya Drs.Aguslani Mushlih ZA (seorang aktivis dan organisatorisdi berbagai organisasidi antaranya : PMII, BKPRMI, KNPI, MUI, ICMI, DMI, NU) yang diamanahi menjadi Kepala SMP.
Karakteristik perkembangan pesantren Al-Ittihad dari masa ke masa:
– Periode Awal (1997-1998),pesantren memiliki santri atau siswa enam orang seperti disebutkan terdahulu. Lembaga pendidikan formal baru ada SLTP yang saat ini dikepalai oleh Ust. Iyus dari Pesantren Al-Barkah Bojongmeron Warujajar Cianjur. Pada masa ini dapat disebutkan sebagai fase perjuangan.
– Periode 1998-1999, dapat dikategorikan sebagai masa pencerahan bagi pesantern dan SLTP Al-Ittihad. Pada periode ini kepemimpinan kepala SLTP dipegang oleh Drs.Aguslani Mushlih ZA.Mag Dengan santri/murid dua kelas (kelas satu 22 dan kelas dua 6 orang), Aguslani Mushlih bersama Ustadz yang lain (atas dorongan pimpinan pesantren terus berjuang) tanpa lelah dalam mensosialisasikan eksistensi Al-Ittihad kepada masyarakat Cianjur (sebab saat itu santri yang hadir didominasi oleh orang Jakarta dan Bekasi). Berkat perjuangannya, kemudian pada tanggal 15 April 1999 diselenggarakan upacara peresmian gedung pesantren dan SLTP sekaligus meggelar Tabligh Akbar dengan mubaligh KH.Sukron Ma’mun (pimpinan pontren Darurrahman-tempat KH.Kamali Abd.Ghani mengabdikan dirinya bertahun-tahun sebelum hijrah ke Cianjur).
– Periode 1999-2000, adalah masa kemajuan pertama pesantren dan SLTP Al-Ittihad, sebab disamping sudah mulai terdengar oleh masyarakat Kabupaten Cianjur juga masa pertama kali SLTP Al-Ittihad mengikuti ujian Nasional dan LULUS 100%. Untuk melanjutkan pendidikan pesantren agar berkesinambungan, maka pada periode ini pesantren mendirikan SMU. Sebagai figur kepemimpinan untuk mengelola SMU tersebut, ditunjuk Dra. Hj. EtyMuflihah sebagai kepala yang pertama. Pada masa ini para santri mulai berbagai daerah yang jumlanya 300an orang.
– Periode 2000-2001, adalah masa kemajuan kedua, hal ini terjadi terutama setelah pimimpinan pesantren (KH.Kamali Abd.Ghani) terpilih menjadi ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Cianjur. Awalnya masih ada sebagian komunitas masyarakat yang bertanya-tanya mengenai faham yang dianut oleh pesantren Al-Ittihad. Setelah beliau menjadi ketua PCNU, semakin yakinlah masyarakat untuk mengirim putra-putrinya menimba ilmu pengetahuan Pesantren. Pada periode ini jumlah santri mencapai 600 an orang.
– Periode 2001-2002, adalah masa penggambaran jaringan komunikasi lintas sektoral atau intransi. Masa ini pendidikan formal di lingkungan pesantren khususnya SMP menerima bantuan dana pembangunan fisik dari pemerintah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam program imbalswadaya.
– Periode 2002-2003, adalah masa lanjutan dari periode sebelumnya. Kalau 2001-2002 mendapat bantuan imbalswadaya, maka periode ini mendapat dana Hibah Belanda. Karena pengelolaan dana Hibah tersebut dinilai sukses, maka kepala SMP Al-Ittihad (Aguslani Mushlih ZA) menerima piagam penghargaan dari Bupati Cianjur (Ir. H. Wasidi Swastomo, M.Si) sebagai kepala SMP terbaik dalam mengelola dan Hibah Belanda tahun 2003.
– Periode 2003-2004 adalah masa pengembangan pendidikan formal di lingkungan Pesantren, sebab pada masa didirikan SMK kecil. Berawal dari adanya informasi dari Depdiknas Pusat yang bersumber dari Bpk. Drs. Azam Zubaedi, M.Pd yang disampaikan via Kepala SMP (Aguslani Mushlih ZA), lalu Pimpinan Pesantren merespon rencana pendirian SMK tersebut. Karena keterbatasan waktu Bpk. Drs. Azam Zubaedi, M.Pd dan Bpk Aguslani Mushlih ZA tugas dinasnya diminta untuk ke Kandepag, maka perjuangan mendirikan SMK tersebut diteruskan oleh Bpk. Hilman Mawardi, M.Pd yang merangkap Kepala SMA setelah Dra. Hj Ety Muflihah menyerahkannya. Jadi pada periode ini lembaga pendidikan formal yang dimiliki Pesantren Al-Ittihad adalah RA, SMP, SMA, dan SMK.
– Periode 2004-2005 adalah masa seksesi kepala SMP dari Aguslani Mushlih ZA kepada Ust. Hendri Irawan, S.Pdi. Ibarat seorang petani periode ini sesungguhnya adalah periode panen. Tapi Ust. Hendri Irawan punya sebuah prinsip jangan puas dengan apa yang sudah didapatkan, pertahankan sesuatu yang sudah ada berusaha menyempurnakan segala kekurangan yang ada, mempersatukan guru salah satustrategi untuk menjaga keutuhan. Dalam periode ini masih banyak yang harus dikembangkan serta disempurnkan dengan suatu ucapan “Bersama Kita Bisa”.
– Periode 2005 – 2006 adalah masa re-optimalisasi program dan kinerja kepala sekolah SMP,SMA,dan SMK mulai meningkat dan berhasil,sehingga implikasinya dari keistiqomahan dan komitmen tinggi pelebaran area tempat dan berhasil membangun gedung bertingkatyang di peruntukan ruang kepala sekolah dan aula serbaguna pada waktu itu di di dirikan.
– Periode 2006 – 2007 masa ini masih konsentrasi meneruskan program yang ada disamping area pembangunan LAB IPA sudah di dirikan dari bantuan provinsi di sisi lain juga berbagai prestasi telah di raih di antaranya :juara I wiyata mandala tingkat SMA se-kecamatan karang tengah,dan pada periode ini pula kuantitas santri mencapai 1200 siswa.
– Periode 2007 – 2008 sekembalinya Drs.H.Aguslani Mushlih .ZA.MAg pasca konsentrasinya di instansi departemen agama provinsi selama 3 tahun menjabat dan di posisiskan kembali sebagai kepala sekolah SMA Al-Ittihad yang dahulunya kepala SMP periode 1998 – 2004 sehingga puncak popularitas dan kualitas Al-Ittihad semakin terangkat dan terbangunnya gedung bertingkat tiga yang di namakan gedung AL-GONIYAH,berbagai prestasi gemilang pun di raih di antaranya :
> Juara ke- I pop islam PHBI se- kabupaten cianjur yang bertempat di SMK 2 PGRI CJR
> Juara ke- I MTQ syarhil qur’an se-kabupaten cianjur
> Juara umum ke III wukuf pramuka se-jawa barat
– Periode 2008 – 2009 konsistensi pendididkan internal Al-Ittihad dan mempertahankan kultur ahlussunnah waljamaahnya,sehingga pendidikan pada periode ini lebih prospektif di bandingkan periode sebelumnya, alhasil signifikansi SMK yang menjadi prioritas pendidikan nasional memberikan peluang kepada lepala SMK Hilman mawardi, MPd untuk membuka jurusan ANALIS KIMIA ,di sisi lain semakin majunya kompetensi pendidikan nasional sedikit tendensi diskriminatif, Drs .H.Aguslani Mushlih.ZA. MAg berinisiatif dan mencetuskan bagi SMA sebagai rintisan sekolah setandar nasional (RSSN) dengan bertaraf nasional inilah pendidikan Al-Ittihad lebih kompetitif dengan sekolah lain,jumlah santri pada periode ini mencapai 1400 siswa di antara prestasi-prestasi bergengsi pub di raih dia antaranya :
> Juara ke- I kaligrafi se-jawa barat
> Juara ke-I festival qoshidah se –cianjur
> Tropy Juara umum ke- I pramuka SE- kabupaten cianjur yang bertempat di SMAN I cianjur
> Tropy tetap juara ke- I MSQ se-kabupaten yang bertempat di SMAN 2 Cianjur
> Tropy bergilir DPRD kabupaten cianjur
– Periode 2009-2010 ialah masa kosentrasi dalam mutu kata mutiara pendidikan baik pesantren maupun sekolah, sehingga pada fase ini Reoptimalisasi programdalam pendidikan peserta dan sekolah terus meningkat dengan SMP yang terus memprioritaskan keterpaduannya dengan pesantren, SMA dengan R-SSNnya Dan SMK dengan Analisis kimianya.
Beberapa prestasi yang dipupuk periode ini adalah :
> Juara ke III Pidato bahasa Inggris Se-Jawa Barat (Tropi Diknas Pemuda dan Olahraga Jawa-Barat).
> Juara ke-I Kaligrafi Se-Jawa Barat.
> Juara Harapan II Tolak Peluru Se-Jawa Barat.
> Juara ke-I Atletik Tingkat Pesantren se-Cianjur.
> Juara ke-I Tolak Peluru Tingkat Sekolah se-Cianjur.
> Juara ke-III Musabaqoh Syarhil Qur’an(MSQ) Tingkat Sekolah Se-Cianjur.
Semua kilasan kata mutiara historika Al-ittihad hanya memberikan gambaran kepada sahabat-sahabat santri baru yang belum mengenal lebih jauh tentang pondok kita yang tercinta,dan tidak ada maksud untuk takabur dan transfarantif dengan prestasi yang sudah di raih,tapi sebagai jembatan santri-santri kian menjadi muslim berkualitas dan bermoralitas. ”WATAWAKAL A’LALLAH’.
Wallahul muwafieq ila aqwamithorieq” tangan terkepal dan maju ke muka.